Beberapa pembahasan tentang tugas akhir di masa pandemi untuk mahasiswa ilmu kebumian
Dasapta Erwin Irawan (ORCID | Google Scholar | blog 1 | blog 2)
Konteks
Artikel blog ini pertama kali muncul sebagai catatan diskusi dari acara Webinar Penelitian di Masa Pandemi Universitas Sriwijaya, yang dilaksanakan secara daring (via aplikasi Google Meet), pada hari Kamis, 4 Juni 2020, 13.30. Yang disampaikan di dalam webinar tersebut bukan salindia khusus, tetapi beberapa bahan-bahan sebagai berikut:
- artikel blog Alternatif solusi tesis kala covid melanda,
- salindia Panduan tugas akhir di masa pandemi, dan
- artikel blog Tentang wayang dan NUS.
Gambar-gambar dari Unsplash (lisensi CC0).
Fungsi tugas akhir
- Publikasi memiliki fungsi utama diseminasi ilmu pengetahuan.
Seluruh tugas akhir adalah puiblikasi juga
. Sebenarnya tidak ada istilah “ini hanya skripsi bukan publikasi”. Kalau Anda telah mengambil data, melakukan analisis, dan menyimpulkan, maka Anda telah menghasilkan ilmu pengetahuan, karena itujangan setengah-setengah ketika menulis skripsi
. Suatu saat itu akan dibaca oleh orang lain. - Karena punya misi diseminasi (penyebaran), maka tugas akhir harus pula disebarkan. Salah satu caranya adalah mengunggahnya ke repositori atau perpustakaan digital kampus. Tapi itu bukan satu-satunya cara agar hasil penelitian Anda dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.
Beratnya tugas akhir di masa pandemi
Berat memang melakukan tugas akhir di masa pandemi terutama bagi mahasiswa prodi geologi dan prodi lainnya yang berkaitan dengan ilmu kebumian, karena membutuhkan data empiris (primer) yang seharusnya diperoleh di lapangan
. Di sisi lain, ketika menggunakan data sekunder banyak persoalan dengan data ini berkenaan dengan validasi data, perolehan sumber data dan terakhir penerimaan penggunaan data sekunder untuk riset pada level prodi.
Sumber data sekunder
- Data mentah yang diunggah secara daring, misal: Repositori Ilmiah Nasional (RIN) Repositori Pangea, Mendeley Data. Perhatikan lisensi dokumennya, misal: CC-BY atau CC-0.
- Makalah-makalah ilmiah: ada makalah ilmiah yang menyertakan data mentah, ada yang tidak, ada pula yang menyertakan data mentah tapi dikemasi menjadi satu di dalam makalah dalam format PDF.
Untuk mendapatkan makalah yang sesuai dengan bidang masing-masing, para mahasiswa dapat mengakses
pangkalan data yang gratis
: Garuda (khusus artikel dalam jurnal nasional), Google Scholar (Anda dapat mengaktifkan fiturGoogle Scholar Alert
), Microsoft Academics, Lens, Dimensions. Pak Stevanus Nalendra dari Geologi Unsri membuat Komunitas Mendeley New Geo-Energy Reference Group (Neogene-RG) (di dalamnya ada 821 literatur artikel jurnal dan prosiding yang terkurasi). Untuk mendapatkan daftar makalah disertai klasifikasi topiknya, mahasiswa dapat mencoba Open Knowledge Maps. - Laporan-laporan: untuk laporan-laporan ini bisa berupa laporan kerja perusahaan atau laporan pemetaan yang dirilis oleh lembaga (misal: Badan Geologi). Laporan ini bisa dirilis ke publik atau dirilis terbatas. Tugas akhir termasuk ke dalam jenis laporan. Anda dapat menemukannya dengan Google Scholar.
Sumber data sekunder perlu dievaluasi sebelum digunakan
Setidaknya lakukan lima pemeriksaan
berikut ini:
- siapa pembuat datanya (bisa pribadi atau lembaga).
- siapa pemberi dananya: bisa dana negara atau dana perusahaan. Bisa berbeda aturannya bila akan dipakai sebagai data tugas akhir.
- apakah datanya lengkap dan sesuai dengan tema tugas akhir.
- cek apakah data terkait dengan dokumen yang telah dipublikasikan (misal: makalah dalam jurnal atau prosiding seminar). Anda harus cek ini karena tugas akhir sebaiknya tidak mengulang apa yang telah dilakukan penulis orisinalnya.
- apakah datanya dapat diplot ulang: kalau data mentah tidak tersedia dapat dilakukan pengeplotan ulang.
Jangan lupa untuk menuliskan sumber data dalam Daftar Pustaka
.
Bentuk analisis yang dapat dilakukan dari data sekunder
- Analisis dengan metode berbeda, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
- Setelah ada hasil, bandingkan antara hasil Anda dan hasil peneliti orisinalnya.
- Membandingkan data dari berbagai lokasi dan menganalisis persamaan dan perbedaannya, termasuk kondisi geologi apa yang mengendalikannya.
- Menambah data sekunder dengan data yang Anda ambil.
Mendiseminasikan tugas akhir
Media sosial (medsos) dapat digunakan untuk menyebarkan tugas akhir Anda. Salah satu yang biasa dipakai oleh peneliti adalah ResearchGate (RG). Ya RG adalah medsos, bukan repositori
(gudang arsip dokumen). Sebagai informasi, beberapa media jurnal akademik material makalahnya diunggah ke RG.
Selain medsos, ada banyak peneliti yang mengunggah dokumennya ke Mendeley Data, tapi Anda juga bisa mencoba mengunggahnya ke platform nirlaba seperti Thesiscommons.org. Bagikan secara lengkap, data mentah juga perlu dibagikan
.
Beberapa yang perlu diketahui sedini mungkin
- Mengenai penulisan makalah (sering disebut pula sebagai
publikasi
), berikut ini adalah bahan bacaan terkait pengarsipan mandiri dan biaya publikasi: - Pertanyaan: Terkait hak cipta dari jurnal Not OA. Apa bisa kita share ke mahasiswa secara bebas untuk kepentingan akademik?
Jawab: Untuk memastikan bisa dicari bab
terms of usage
ataudata usage
atauself archiving/publishing policy
di jurnal tersebut. - Pertanyaan: Bagaimana kalau data yang digunakan berasal dari makalah yang terbit di jurnal predatory (pemangsa).
Jawab: Jumlah jurnal pemangsa sangat sedikit dibanding jurnal yang bukan pemangsa, jadi silahkan mencari data atau referensi di tempat-tempat yang telah dibahas di atas. Kriteria jurnal pemangsa dapat diperhatikan dalam www.thinkchecksubmit.org. Karena merupakan kriteria, maka
kita diminta untuk berpikir kritis sebelum menentukan apakah suatu jurnal masuk ke dalam kriteria sebagai jurnal pemangsa
. - Pertanyaan: Masa pandemi sangat mengganggu proses akademik, khususnya penyelesaian tugas akhir dan pemilihan modus tugas akhir (TA), yaitu TA berdasarkan data lapangan primer atau TA dengan data sekunder.
Kebanyakan ini disebabkan regulasi di tingkat prodi atau universitas yang kaku
. Jawab: Sepertinya ini masalah semua perguruan tinggi. Memang diperlukan banyak pengecualian saat menghadapi berbagai kendala karena pandemi. Berbagai standar perlu ditata ulang.